Seperti apa Sih Kategori Anak Nakal?

Dalam tulisan ini saya akan menshare tingkat pengetahuan berkaitan dengan apa yang saya pahami tentang anak nakal, mungkin sebagian besar yang membaca artikel ini tidak setuju dengan isinya, hal itu tidak masalah.

Semua orang tua ingin anaknya tidak nakal, semua orang tua menginginkan agar anaknya memiliki sifat penurut, tidak keras kepala, gampang diatur, tidak suka membantah dan tidak suka membuat onar. Umumnya jika anak-anak tidak memiliki sifat-sifat diatas maka anak tersebut akan dilabeli dengan istilah anak nakal .

Dalam ilmu psikologi anak nakal disebut gangguan tingkah laku yaitu penyimpangan perilaku dalam bentuk yang merugikan orang lain. Ciri khas nakal yang memiliki gangguan tingkah laku biasanya cenderung keras kepala, sulit ditaklukan, tidak patuh, dapat merencanakan kekerasan dan dia tidak menyesal dengan tingkahnya. Sedangkan Pengertian anak nakal yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 Pasal 2 adalah anak yang melakukan tindak pidana atau anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak, baik menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat bersangkutan.

Dok. Pribadi

Sebagian besar orang  menganggap anak nakal adalah anak yang memiliki sikap yang susah diatur, keras kepala, tidak mau mendengar, suka memukul dan suka membantah. Saya pribadi lebih setujuh dengan definisi anak nakal yang terdapat dalam undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 Pasal 2. Karena bagi saya istilah anak nakal itu hanya untuk anak yang melakukan tindakan yang membahayakan dirinya dan orang lain.

Belakangan kita mendengar istilah “nakalnya masih dalam batas kewajaran”, mungkin istilah ini merupakan perluasan makna dari kata nakal yang tidak selalu identik dengan tindakan pidana dan perilaku dalam bentuk merugikan orang lain, seperti anak yang keras kepala, susuh diatur dan tidak mau mendengar juga sering kita cap sebagai anak nakal. Disini saya punya pandangan berbeda tentang ciri khas anak nakal, saya tidak menilai bahwa anak keras kepala, susuh diatur, pembangkan, tidak mau mendengar sebagai anak nakal, bagi saya selama sifat-sitat yang saya sebutkan tadi tidak mengarah ke tindakan criminal berarti selama itu saya menilai anak-anak tersebut sebagai anak yang memiliki tingkat perkembangan yang sangat aktif atau hyper aktif bukan anak nakal.

Istilah kedua yang biasa kita dengar “anak nakal itu cerdas loh” mungkin istilah ini ditujukan pada anak anak yang memiliki ciri khas keras kepala, susuh diatur, suka coret-coret tembok, suka main tanah, dll. Dalam hal ini saya mempunyai  perspektif istilah yang berbeda, kalau mengacu pada perspektif saya di awal tentang anak nakal maka saya lebih memilih menggunakan istilah “anak yang hyperaktif biasanya cerdas”. 

Apa yang saya pahami tentang anak nakal dulunya memang mengacu pada ciri khas anak nakal secara ilmu psikologi, tapi pandangan itu perlahan-lahan bergeser kearah yang lebih mencerahkan setelah membaca tentang bagaimana asal usul istilah anak nakal itu digunakan. Sebenarnya istilah anak nakal  digunakan untuk anak muda pada periode remaja. Istilah kenakalan anak diambil dari istilah asing Juvenile Delequency. Juvenile artinya young, anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda sifat-sifat khas pada periode remaja, sedangkan Delequency artinya doing wrong, terabaikan/mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, a-sosial, kriminal, pelanggaran aturan, pembuat ribut, pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana, dursila, dan lain-lain. Dari penjelasan di atas, esensinya istilah anak nakal kurang tepat di sandingkan pada anak-anak yang berumur 1-12 tahun. 

Lalu bagaimana dengan kenakalan remaja apakah saya punya pandangan yang berbeda dengan penjelasan di atas, jawabannya sejauh ini tidak, cuman saya ingin membagi pikiran saya tentang istilah kenakalan remaja. Mungkin banyak yang tidak sependapat, tapi itu tidak masalah. Pandangan saya ini memang agak membingungkan karena sudah sulit membuktikan jika tidak mengenal pelakunya secara langsung, jika hanya melihat dari penampilan luarnya maka remaja ini akan digolongkan sebagai remaja yang nakal. 

 

Dok. Pribadi

Anak yang minum minuman beralkohol, menghisap ganja dan berhubungan sex meskipun umurnya sudah diatas 18 tahun akan dicap anak nakal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Memang hampir sebagian besar remaja yang melalukan tindakan yang saya sebut diatas adalah remaja yang nakal, tapi ada 1, 2 atau 3 orang remaja melakukan itu dengan sangat terkontrol. Mereka mengerjakan tugas-tugas kuliahnya dengan baik, mereka juga tergolong anak yang cerdas. Saya tidak punya istilah untuk remaja seperti ini tapi saya juga tidak menjuluki mereka dengan istilah remaja yang nakal, tapi untuk bersikap adil untuk sementara kita sebut mereka dengan istilah remaja liar yang terkontrol sambil bepikir istilah yang cocok untuk mereka. Meskipun saya menganggap 1,2,atau 3 remaja yang liar bukan berarti saya menyarankan remaja untuk menjadi liar. Liar jika tidak terkontrol akan berujung menjadi anak nakal.

Bagi saya 1,2 atau 3 remaja tersebut hanya ingin melakukan sesuatu yang gila dalam masa remajanya, ingin menjalani masa remajanya dengan perspektif yang berbeda dari nilai budaya timur. Memang masih banyak kegiatan positif dan tetap gila yang kita bisa lakukan dalam  menjalani masa remaja kita, tapi setiap remaja memiliki jalan dan cara sendiri untuk menjalani masa remajanya. Selama remaja bisa mengotrol perilakunya agar tidak menjadi jahat, anti sosial, kriminal, pelanggaran aturan, pembuat ribut, pengacau, dan penteror, “Monggo”. 

Diakhir kata tulisan ini, saya ingin memberi saran kepada remaja yang masih memiliki emosi yang meledak-ledak, emosi yang labil dan belum bisa mengotrol emosinya dengan baik, untuk menghindari meminum minuma beralkohol, menghisap ganja dan berhubungan sex sebelum matang secara psikologis. Apa yang anda lakukan di masa sekarang akan menjadi reflaxsi di masa depan Anda, jangan sampai masa depan Anda hanya dipenuhi rasa penyesalan. Berpikir sebelum bertindak.